Senin, 15 September 2014

Mayor Inf Warto, Perwira Dengan Segudang Prestasi



Mayor Inf Warto, Perwira Dengan Segudang Prestasi

“ Selama berkarir dalam dunia militer, Mayor Inf Warto telah banyak mengukir prestasi yang cukup membanggakan serta mengangkat nama baik TNI Angkatan Darat dalam berbagai event. Perwira Menengah ini merupakan sosok dibalik Sukses Petembak TNI di Kancah Internasional.”
Pada tanggal 16 Desember 1962 di sebuah desa pinggiran kota Solo Jawa Tengah, tepatnya daerah Karanganyar, lahir seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Warto. Dia merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara dari pasangan ayah bernama Warjo (Alm) dan ibu bernama Surip (Almh), yang berprofesi sebagai buruh tani dengan kondisi yang serba kekurangan.
Masa kecil Warto dihabiskan untuk membantu orang tua demi untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Saat ia menempuh pendidikan mulai dari SD hingga SLTA berbagai kendala harus dilaluinya. Biaya sekolah yang utamanya harus dipenuhi tetapi faktanya kerap kali tersendat. Bahkan pernah ia mengalami putus sekolah karena ketiadaan biaya. Akhirnya semua itu meski tertatih-tatih dapat diatasinya sendiri dengan cara menggadaikan diri sebagai buruh tani pada sebuah lahan cocok tanam milik tetangganya.
Pada tahun 1982 setamat SLTA, Warto mendaftarkan diri di Rindam V/Jayakarta sebagai calon Tamtama TNI AD. Setelah lulus Secata Warto yang menyandang pangkat Prajurit Dua dipercaya untuk mengemban tugas di jajaran Kostrad, tepatnya di Batalyon Infanteri 328/Kostrad Cilodong. Selama bertugas di Yonif Linud 328/ Kostrad, barbagai kegiatan dijalaninya dengan penuh rasa tanggungjawab. Aktivitas yang rutin dilakukan diantaranya adalah tugas operasi karya mengikuti pemusatan latihan, mulai dari latihan atletik, oramil, beladiri, menembak, dan terjun bebas. Di bidang atletik, Warto tergabung dalam pelari jarak menengah dan estafet. Di bidang oramil, seluruh materi oramil dikuasainya. Di bidang beladiri karate, ia merupakan penyandang Dan-II (Black Belt) dan pernah meraih medali perunggu pada even turnamen antar angkatan di bidang kumite kelas bebas. Di bidang menembak, sejak tahun 1985 hingga sekarang ia bersama tim TNI AD berhasil menorehkan tinta emas prestasi. Di bidang terjun payung, ia tergabung dalam tim Persatuan Terjun Payung TNI AD (PTPAD).
Riwayat berkarier di militer, Warto menyandang predikat Tamtama selama 5 tahun. Karena keberhasilannya saat mengemban tugas operasi di Timor-Timur pada tahun 1988. Warto memperoleh kepercayaan untuk mengikuti pendidikan Secaba tanpa tes. Setelah selama 5 tahun pangkat Bintara disandangnya, kemudian karena prestasinya ia memperoleh kepercayaan dari pimpinan TNI AD untuk mengikuti pendidikan Secapa. Dari 1.350 siswa Secapa, ia berhasil menduduki peringkat 5 besar.
Selama berkarier di militer, beberapa kursus yang pernah diikuti yakni ; Hirbak, Bakduk, Freefall, Batih Muda. Padas sus Batih Muda ia berhasil menjadi lulusan terbaik. Pada tahun 1991 ia dipercaya untuk memperdalam materi terjun bebas di Pert Australia. Sejak tahun 2005 Warto dipercaya pimpinan untuk menyiapkan tim petembak TNI maupun TNI AD.
Kepercayaan yang diberikan pimpinan kepada Warto ternyata tidak salah. Hal itu terbukti pada pelaksanaan lomba tembak BISAM di Brunei Darussalam, sejak tahun 2005 sampai dengan sekarang TNI berhasil menyandang predikat sebagai juara umum. Selain itu untuk lomba tembak AASAM di Australia yang diselenggarakan sejak tahun 2008 hingga sekarang, kontingen TNI AD masih bertahan sebagai peraih predikat juara umum.
Berbekal kemauan yang keras untuk maju Warto tidak saja menjadikan dirinya berprestasi, akan tetapi potensi yang ada padanya sanggup ditularkan kepada para prajurit lainnya sehingga mampu berbicara di kancah nasional bahkan internasional. Negara-negara maju yang kita kenal sebagai kekuatan adidaya seperti Amerika, Inggris, Perancis, Australia, Jepang Singapura dan negara kawasan Asia Pacifik lainnya, ternyata tidak sanggup menundukkan kemampuan yang dimiliki oleh putra terbaik bangsa. Kepada redaksi Palagan Warto mengungkap kunci keberhasilannya sebagai pelatih, yakni ; harus mau berkeringat, menguasai materi, menguasai kondisi psikologi para petembak, berani mengambil keputusan, berani menegakkan disiplin petembak, berani membina fisik dan mental petembak, menguasai senjata, menguasai karakteristik munisi, program latihan harus tepat, dan harus memiliki semangat yang tinggi.
Dalam kurun waktu 32 tahun Warto berdinas, waktunya banyak dihabiskan di lapangan. Selama 26 tahun dihabiskan di Batalyon Infanteri 328/Kostrad, selebihnya ia pernah bertugas di Pussenif/Pusdikif, Kodam Jaya, Kodam XVII/Cenerawasih, Dispenad dan saat ini bertugas di sebagai Kepala Staf Kodim 0508/Depok.
Mengenai kehidupan keluarga, Warto beruntung memiliki pendamping setia asal kota Bogor bernama Ipa Suarsih kelahiran 1966 yang juga berprestasi dalam rumah tangga. Terbukti dari tiga orang putra didikannya, anak pertama bernama Guntur Bayu Bima Pratama (23) telah berhasil menjadi Dokter. Putra ke dua, Guruh Amba Sadewo (19) kini menjadi catar Akmil, dan si bungsu bernama M. Gandhi Dewantoro kini baru menapak di bangku SLA. Namun si bungsu, adalah penyandang Dan-I dan memiliki prestasi sebagai penyandang juara nasional karate.
Mayor Infanteri Warto di usianya yang sudah diatas setengah abad, meski jarang berada ditengah keluarga, namun dengan dukungan penuh dari keluarga, tetap gigih menorehkan prestasi bagi kejayaan TNI maupun TNI AD. Dengan situasi demikian sang istrilah yang sepenuhnya membina ketiga putranya. Mereka berdua selalu menjalankan amanah dengan penuh ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT.
Maju terus Mayor Inf Warto. Kepakkan terus sayapmu hingga mencapai langit tertinggi !!!!!!
Sumber : www.tniad.mil.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar